Jumat, 21 Mei 2010

Persepsi Salah Mengenai Gangguan Dengar

Berbagai persepsi salah mengenai gangguan dengar yang banyak berkembang di masyarakat yaitu

- Gangguan dengar merupakan faktor keturunan.
Masih banyak masyarakat yang mencari sebab gangguan dengar dengan menelusuri faktor keturunan. Padahal seperti yang pernah saya tuliskan dalam Mengapa Terkena Gangguan Dengar. Bahwa gangguan dengar itu sama sekali tidak terkait dengan faktor keturunan. Penyebab bisa terjadi ketika masih berada dalam kandungan ataupun ketika bayi telah lahir maupun ketika masa kanak-kanak.

- Gangguan Dengar bisa disembuhkan dengan pengobatan alternatif
Di masyarakat masih ada yang percaya bahwa dengan pengobatan alternatif anak yang mengalami gangguan dengar dapat di sembuhkan. Untuk itulah banyak orangtua yang mengunjungi pengobatan alternatif untuk mengobati gangguan dengar. Bila saja orangtua tahu, alangkah baiknya uang yang di gunakan untuk berbagai macam pengobatan alternatif sebaiknya digunakan untuk pembelian alat bantu dengar (hearing aid).

- Anak yang terlahir dengan gangguan dengar akan bisu
Stigma anak yang terlahir dengan gangguan dengar pastinya akan bisu, saat ini sudah tak berlaku. Karena stigma ini sudah banyak dipatahkan oleh para orangtua yang makin sadar pentingnya anak Tuna Rungu (TR) mengenakan alat bantu dengar (hearing aid) dan mengikuti terapi wicara.

- Anak yang terlahir dengan gangguan dengar tidak bermasa depan
Untuk hal ini, sangat diperlukan sejauh mana orangtua peduli akan masa depan anaknya. Karena anak Tuna Rungu (TR) juga memiliki masa depan sama baiknya dengan anak normal

Siapapun itu, tak ada orangtua yang menginginkan anaknya terlahir dengan kekurangan. Jikalau orangtua pada akhirnya di beri amanah memiliki anak dengan gangguan dengar, diharapkan orangtua bisa lebih aktif mencari berbagai informasi yang benar mengenai gangguan dengar. Jangan sampai karena masih percaya persepsi yang banyak berkembang di masyarakat, orangtua melupakan akan masa depan anaknya.
Karena bagaimanapun anak-anak dengan gangguan dengar memiliki hak yang sama dengan anak yang normal


*gambar dari http://www.clker.com/clipart-3592.html

14 komentar:

  1. Setuju
    sebagai kasus saya ambil dewi yull banyak yang bilang itu keturunan krn 2 dari 4 anaknya alami tuna rungu setahu sayapun dalam ilmu biologi tidak ada yang menyebutkan orang tuna rungu itu merupakan keturunan.
    Makasih mbak sudah menyadarkan kami yang berfikiran kolot.

    BalasHapus
  2. iya mba Elok.. Kerena ini bukan disebabkan genetik. Setidaknya memang di telusuri kenapa adiknya juga bisa terkena gangguan dengar. Bisa jadi kan karena infeksi pada telinga.

    BalasHapus
  3. Makasih mbak, aku jadi belajar lebih banyak nih. :D

    BalasHapus
  4. Karena bagaimanapun anak-anak dengan gangguan dengar memiliki hak yang sama dengan anak yang normal ---> aku setuju banget dg kalimat penutupnya mbak.

    BalasHapus
  5. Tulisan Mbak Nitha, beda banget yah? antara di BS dan MP...?? di sini, emang lebih serius.

    Mbak, kok tahu ada yang manggil aku nanaz...??? hahahaha... lupa aku :D Nantilah, beguru lagi ama Sifu...

    BalasHapus
  6. @Mba Reni : Sama-sama Mba, sekdar berbagi info tentang masih banyak anggapan yang salah

    @Anaz : Kan untuk informasi. Klo yang di MP untuk jejaring dengan ortu ATR, n tentu banyak juga OOTnya.. :D

    BalasHapus
  7. terus terang persepsi saya juga seperti itu pada awalnya mbak syukurlah setelah membaca disini jadi ngerti

    BalasHapus
  8. salam sahabat,makasih atas infonya
    mampir balki8k ya

    BalasHapus
  9. Keep Spirit!!!!!

    Kalian adalah orang - orang yang terpilih untuk menerima cobaan itu, Jika kalian ingin tahu dan ingin menyadari, sesunguhnya apa yang Tuhan Yang Maha Esa tentukan terhadap diri kalian adalah yang TERBAIK buat kalian. Jadi bersabar, serta jangan patah semangat dalam menjalani cobaan ini. Masih banyak sekali orang lain yang mengalami cobaan yang jauh lebih berat dibandingkan yang kalian rasakan. So, the end, I'll say again to KEEP SPIRIT..........

    BalasHapus
  10. Kapan bikin buku tentang gangguan dengar ini mbak? saya rasa ini udah layak untuk dijadikan buku.

    BalasHapus
  11. oohhh... begitu ya, sama adikku juga mengalami hal serupa jad kalo ngobrol harus agak keras suaranya... salam kenal dari bogor

    BalasHapus
  12. @pak Munir: Ortu saya dulu juga begitu, namun lambat laun setelah saja jelaskan sebaba-sebab serta berbagai info yang saya dapatkan di media Internet akhirnya mengerti.

    @Gus Ikhwan: Sama-sama, nanti saya mampir balik

    @ToPu: Terimakasih sudah mampir

    @Anton : Karah sana masih belajar dulu dengan teman2 penulis dan jurnalis

    @sas: Salam kenal juga..
    Ada baiknya adiknya di tes audiometri (tes pendengaran)

    BalasHapus
  13. trs semangat , kita semua punya kekurangan tp Allah memberi kita kelebihan juga
    www.suksesusaha.com
    http://peluang-bisnis-oriflame.blogspot.com

    BalasHapus
  14. Info yang bagus buat saya. :)

    BalasHapus

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP