Senin, 31 Mei 2010

Cerita Dari Acara Parenting Support

Pertemuan rutin Parenting Support kembali diadakan di Taman bunga Wiladatika saung Alamanda Cibubur pada hari minggu, 30 Mei 2010 pukul 10.00 WIB

Tema acara kali ini :
"Persiapan Masuk Sekolah Umum bagi Anak Tuna Rungu dan Orang Tuanya"


Pada acara ini beberapa orangtua ATR yang menyekolahkan anaknya di sekolah umum berbagi kisah bagaimana mepersiapkan anaknya sebelum memasuki sekolah. Mengingat bersekolah di sekolah umum sudah tentu anaknya akan menjadi anak "istimewa".

Bapak Sulasmo (Ayah Menur yang berusia 7 thn), berbagi pengalaman bagaimana mempersiapkan Menur memasuki sekolah umum. Tentunya ini sudah di persiapkan ketika Menur masih berusia balita dengan memberikan terapi wicara, pengenalan terhadap suara dan membiasakan pengenaan alat bantu dengar (hearing aid).

Kini Menur sudah bisa berkata-kata dan bersekolah di TK PB Soedirman Jakara, dimana tahun ajaran nanti akan masuk SD, namun orangtuanya masih mengikutkan Menur untuk terapi wicara. Hal ini agar Menur makin fasih berbicara.

bapak Sulasmo(ayah Menur)  berbagi pengalaman


Amma Ato (ibunda Lala) berbagi kisah apa saja yang ia persiapkan ketika akan memindahkan Lala ke sekolah umum. Selain terapi wicara, Lala juga di ajarkan banyak kosa kata melalui kartu bergambar yang dibuat sendiri oleh Amma Ato. Melalui kartu itulah Lala mengenal banyak kosa kata dan mengenal nama-nama benda.
Lala yang saya temui kemarin tak nampak seperti anak dengan gangguan dengar, karena bicaranya sudah fasih sekali. Tentunya ini tak lepas dari kerja keras orang tuanya.

Lala bercerita tentang sekolahnya  

 Amma Ato berbagi tips mengenalkan kosa kata

Ada pula Shafa dan Azie yang meceritakan bagaimana pengalamanannya bersekolah di sekolah umum. Mengingat mereka berdua mengalami gangguan dengar sedari lahir.

Shafa yang baru lulus SMA, menceritakan pengalaman saat bersekolah

Azie yang baru saja selesai menamatkan kuliah, berbagi pengalaman

Lalu ada pula dokter THT yang diundang ke acara tersebut untuk memeberikan pemahaman mengenai gangguan dengar. Hal ini dimkalumi masih banyak orangtua ATR yang masih belum paham apa itu gangguan dengar dan manfaat dari penggunaan alat bantu dengar (hearing aid)

Saya akui tak begitu mengikuti acara obrolan tersebut, karena lebih banyak menyapa anak-anak TR yang ada disana. Setidaknya dengan menyapa mereka saya jadi tau bagaimana perkembangan bicaranya.
Ada yang sudah lancar berbicara, namun masih banyak yang malu-malu berbicara dan masih sulit keluar dengan jelas suaranya.

Acara selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Ada yang langsung pamit pulang namun ada pula yang orangtua sekedar sharing dengan orangtua lain. Tak lupa saya pun juga menyapa para orangtua ATR dan berdiskusi mengenai alat bantu dengar (hearing aid).

Alhamdulillah acara ini berlangsung dengan lancar. Bagaimanapun pertemuan ini sungguh bermanfaat bagi para orangtua untuk bertukar informasi mengenai gangguan dengar. Tentu saja acara melalui acara ini juga saling menguatkan mereka agara tidak putus asa akan keadaan anaknya. karena apapun masih mungkin terjadi selama orangtua mau berusaha mendukung setiap langkah anaknya.

berfoto bersama beberapa orangtua ATR

Senin, 24 Mei 2010

Pengumuman Parenting Support

Untuk anda yang peduli dengan anak-anak gangguan dengar ataupun memiliki kenalan orangtua dimana memiliki anak dengan gangguan pendengaran.

Yayasan AKRAB (AKu bisa dengaR dAn Bicara) mengadakan Pertemuan Rutin -Parenting Support-
Pertemuan ini sebagai sarana menggali ilmu dan mendapatkan support untuk melatih anak agar dapat mendengar dan berbicara. 

Pertemuan ini akan di adakan pada

Hari/ Tanggal  : Minggu, 30 Mei 2010
Jam                   : 10.00 WIB
Tempat             : Taman Bunga Wiladatika
                             Saung Alamanda Cibubur, Jakarta
Tema                 : Persiapan Masuk Sekolah Umum bagi Anak Tuna Rungu 

                             dan Orang Tuanya.

Untuk konfirmasi bisa menghubungi
Ibu Dwi 0818186066
Ibu Dion 0811150315

Acara ini GRATISS.
Di tunggu kehadirannya

nb:
Acara ini terbuka untuk semua yang peduli ataupun orangtua, keluarga yang memiliki anak gangguan dengar. Untuk itu mohon bila anda mengenal orangtua yang memiliki anak dengan gangguan dengar tolong informasikan acara ini.


Terimakasih,


Jumat, 21 Mei 2010

Persepsi Salah Mengenai Gangguan Dengar

Berbagai persepsi salah mengenai gangguan dengar yang banyak berkembang di masyarakat yaitu

- Gangguan dengar merupakan faktor keturunan.
Masih banyak masyarakat yang mencari sebab gangguan dengar dengan menelusuri faktor keturunan. Padahal seperti yang pernah saya tuliskan dalam Mengapa Terkena Gangguan Dengar. Bahwa gangguan dengar itu sama sekali tidak terkait dengan faktor keturunan. Penyebab bisa terjadi ketika masih berada dalam kandungan ataupun ketika bayi telah lahir maupun ketika masa kanak-kanak.

- Gangguan Dengar bisa disembuhkan dengan pengobatan alternatif
Di masyarakat masih ada yang percaya bahwa dengan pengobatan alternatif anak yang mengalami gangguan dengar dapat di sembuhkan. Untuk itulah banyak orangtua yang mengunjungi pengobatan alternatif untuk mengobati gangguan dengar. Bila saja orangtua tahu, alangkah baiknya uang yang di gunakan untuk berbagai macam pengobatan alternatif sebaiknya digunakan untuk pembelian alat bantu dengar (hearing aid).

- Anak yang terlahir dengan gangguan dengar akan bisu
Stigma anak yang terlahir dengan gangguan dengar pastinya akan bisu, saat ini sudah tak berlaku. Karena stigma ini sudah banyak dipatahkan oleh para orangtua yang makin sadar pentingnya anak Tuna Rungu (TR) mengenakan alat bantu dengar (hearing aid) dan mengikuti terapi wicara.

- Anak yang terlahir dengan gangguan dengar tidak bermasa depan
Untuk hal ini, sangat diperlukan sejauh mana orangtua peduli akan masa depan anaknya. Karena anak Tuna Rungu (TR) juga memiliki masa depan sama baiknya dengan anak normal

Siapapun itu, tak ada orangtua yang menginginkan anaknya terlahir dengan kekurangan. Jikalau orangtua pada akhirnya di beri amanah memiliki anak dengan gangguan dengar, diharapkan orangtua bisa lebih aktif mencari berbagai informasi yang benar mengenai gangguan dengar. Jangan sampai karena masih percaya persepsi yang banyak berkembang di masyarakat, orangtua melupakan akan masa depan anaknya.
Karena bagaimanapun anak-anak dengan gangguan dengar memiliki hak yang sama dengan anak yang normal


*gambar dari http://www.clker.com/clipart-3592.html

Rabu, 19 Mei 2010

Bronze Award dari ISBA 2010

Email di hari Selasa 18 Mei 2010 cukup mengejutkan. Dimana Email itu berasal dari tim ISBA 2010. Tak disangka tak di duga, blog saya yang belum ada setahun mendapat penghargaan Internet Sehat Blog dan Content Award (ISBA)  untuk kategori family Sesi 14 (Selasa, 18 Mei 2010). 

Berikut kutipan dari Detik Inet yang menyatakan bahwa berita dari email itu adalah benar.



Blog ini awalnya dari Pesta Blogger 2009 yang saya ikuti. Dimana setelah Pesta Blogger 2009 saya jadi berpikir.
Apakah informasi tentang gangguan dengar sudah banyak orang tahu?
Apakah orang-orang sadar semakin banyak anak-anak terkena gangguan dengar?
Untuk itulah saya membuat blog yang khusus menuliskan tentang gangguan dengar dan berbagai permasalahannya. (sebelumnya saya sudah memiliki blog di multiply)

Bila kemudian blog ini mendapatkan Bronze Award ISBA 2010 adalah prestasi yang membanggakan. Bagaimana tidak, karena nama saya akhirnya muncul di  Internet Sehat maupun Detik Inet

Dengan begitu makin bersemangatlah saya menuliskan tentang gangguan dengar dan berbagai permasalahannya serta meyakinkan para orangtua anak Tuna Rungu agar terus berusaha dan memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Tak lupa saya ucapkan terimakasih untuk teman-teman di blogspot, walaupun saya akui jarang berkunjung namun bagaimanapun pertemanan dengan kalian adalah penting.

Salam,
-Nita-

Jumat, 07 Mei 2010

Ketika anak Tuna Runggu akan Bersekolah

Untuk seorang anak anak Tuna Rungu (TR) memasuki dunia sekolah tidak semudah anak normal lainnya. Keterbatasan karena gangguan dengar menjadikan anak Tuna Rungu (TR) sebelum memasuki sekolah di persiapkan secara matang. Apabila sekolah yang akan dimasuki adalah sekolah umum, tentunya persiapan yang dilakukan anak TR bisa lebih banyak lagi.

Ada beberapa masalah yang umumnya terjadi pada anak Tuna Rungu (TR) dalam memasuki sekolah umum. Yaitu:

Kurangnya kemampuan akademik yang menggunakan kemampuan auditori.
Hal ini bisa di maklumi, karena indera pendengaran yang terganggu menjadikan anak agak kesulitan memahami pelajaran dengan mendengarkan. Ini biasanya akan jadi kendala ketika guru memberikan pelajaran dikte. Untuk itulah belajar mendengar melalui alat perlu dibiasakan.

Defisit dalam komunikasi verbal.
Anak Tuna Runggu (TR) biasanya memiliki keterbatasan akan kosa kata. Tidak seperti anak normal lainnya yang akan menangkapbanyak kosa kata baru melalui apa yang di dengarnya. Pada anak Tuna Runggu (TR) kosa kata perlu diajarkan sebaik mungkin, agar paham arti dari kosa kata tersebut. Untuk itu sebelum memasuki sekolah ada baiknya dipersiapkan melalui terapi wicara, agar anak bisa mengerti dan berkomunikasi secara verbal.

Defisit dalam keterampilan sosial yang menggunakan bahasa Verbal.
Hal ini juga tergangtung pada banyaknya penguasaan kosakata pada anak TR. Bila yang dimasuki adalah sekolah umum, maka anak TR diusakan untukbisa berkomunikasi melalu bahasa verbal yaitu melalui kata-kata. Untuk itulah ada baiknya orangtua senantiasa mengajarkan bagaimana berkomunikasi pada anak dengan mendengar dan berbicara.

Percaya diri.
Rasa percaya diri sangat penting untuk anak Tuna Runggu (TR) yang akan bersekolah di sekolah umum. Karena sudah pasti akan berbeda sendiri dengan teman-temannya. Untuk itulah rasa percaya diri perlu di pupuk sedini mungkin oleh orangtua. Dengan adanya rasa percaya diri diharapkan anak tidak malu ketika hearing aid yang digunakannya terlihat oleh teman-temannya.

Memang tak mudah untuk bisa bersekolah di sekolah umum bagi anak TR, karena selain banyak penolakan. Anak-anakTR juga harus membuktikan bahwa mereka tak kalah dengan anak yang berpendengaran normal. Untuk itulah para orangtua anak TR tiada lelah untuk terus berusaha agar anaknya mendapat kesempatan yang sama dengan anak-anak normal lainnya



  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP