Seorang guru SD tak sengaja menemukan multiply saya. Guru itu bercerita mengenai anak didiknya di sekolah yang juga mengalami gangguan dengar. Namun guru itu masih belum belum berhasil meyakinkan muridnya agar mau mengenakan hearing aid ketika bersekolah. Padahal orangtua murid tersebut sudah memberlikan anaknya hearing aid agar bisa digunakan kala bersekolah dan kegiatan sehari-hari.
Mengetahui cerita itu, saya maklum. Memang tak mudah bagi seorang anak yang tadinya normal kemudian harus menerima kenyataan bahwa salah satu inderanya tak berfungsi. Ini jelas berbeda ketika seorang anak mengalami mata minus dan harus mengenakan kacamata.
Untuk seorang anak agar mau mengenakan hearing aid itu lebih sulit, butuh pengertian. Selain karena bentuknya aneh, juga tak terbiasa bila telinganya tersumbat. Kemudian perasaan malu, karena mengenakan hearing aid sudah tentu seroang anak akan terlihat lain dengan teman-temannya.
Maka peran guru, orangtua dan sekitarnya sangat penting bagi seorang anak yang terkena gangguan dengar agar mau mengenakan hearing aid (alat bantu dengar). Karena bila seorang anak merasa nyaman saat mengenakan hearing aid tentunya ia takkan malu.
Apa yang saya lakukan?
Karena beda kota, saya hanya bisa minta tolong guru tersebut agar mau terus meyakinkan muridnya untuk tidak malu akan keadaannya. Tolong ceritakan kalau ia tidak sendiri. Ada saya yang juga mengalami hal yang sama, bahkan masih banyak pula mengalami kejadian yang sama dengannya. Karena toh bagaiamana pun juga murid tersebut tetap sama dengan teman-temannya. Ia masih bisa melakukan banyak hal. Termasuk dalam mendengar musik kesukaannya. Tentunya dengan mengenakan hearing aid.
Dan yang perlu ditekankan ia tak perlu malu akan keadaannya. Karena mengalami gangguan dengar bukan akhir dari segalanya. Apapun masih bisa diraihnya, selama itu mungkin dan ada orang-orang yang mendukung langkahnya.
Jadi bila mengalami gangguan dengar, jangalah malu..
Mengetahui cerita itu, saya maklum. Memang tak mudah bagi seorang anak yang tadinya normal kemudian harus menerima kenyataan bahwa salah satu inderanya tak berfungsi. Ini jelas berbeda ketika seorang anak mengalami mata minus dan harus mengenakan kacamata.
Untuk seorang anak agar mau mengenakan hearing aid itu lebih sulit, butuh pengertian. Selain karena bentuknya aneh, juga tak terbiasa bila telinganya tersumbat. Kemudian perasaan malu, karena mengenakan hearing aid sudah tentu seroang anak akan terlihat lain dengan teman-temannya.
Maka peran guru, orangtua dan sekitarnya sangat penting bagi seorang anak yang terkena gangguan dengar agar mau mengenakan hearing aid (alat bantu dengar). Karena bila seorang anak merasa nyaman saat mengenakan hearing aid tentunya ia takkan malu.
Apa yang saya lakukan?
Karena beda kota, saya hanya bisa minta tolong guru tersebut agar mau terus meyakinkan muridnya untuk tidak malu akan keadaannya. Tolong ceritakan kalau ia tidak sendiri. Ada saya yang juga mengalami hal yang sama, bahkan masih banyak pula mengalami kejadian yang sama dengannya. Karena toh bagaiamana pun juga murid tersebut tetap sama dengan teman-temannya. Ia masih bisa melakukan banyak hal. Termasuk dalam mendengar musik kesukaannya. Tentunya dengan mengenakan hearing aid.
Dan yang perlu ditekankan ia tak perlu malu akan keadaannya. Karena mengalami gangguan dengar bukan akhir dari segalanya. Apapun masih bisa diraihnya, selama itu mungkin dan ada orang-orang yang mendukung langkahnya.
Jadi bila mengalami gangguan dengar, jangalah malu..