Pertemuan rutin Parenting Support kembali diadakan di Taman bunga Wiladatika saung Alamanda Cibubur pada hari minggu, 30 Mei 2010 pukul 10.00 WIB
Tema acara kali ini :
"Persiapan Masuk Sekolah Umum bagi Anak Tuna Rungu dan Orang Tuanya"
Pada acara ini beberapa orangtua ATR yang menyekolahkan anaknya di sekolah umum berbagi kisah bagaimana mepersiapkan anaknya sebelum memasuki sekolah. Mengingat bersekolah di sekolah umum sudah tentu anaknya akan menjadi anak "istimewa".
Bapak Sulasmo (Ayah Menur yang berusia 7 thn), berbagi pengalaman bagaimana mempersiapkan Menur memasuki sekolah umum. Tentunya ini sudah di persiapkan ketika Menur masih berusia balita dengan memberikan terapi wicara, pengenalan terhadap suara dan membiasakan pengenaan alat bantu dengar (hearing aid).
Kini Menur sudah bisa berkata-kata dan bersekolah di TK PB Soedirman Jakara, dimana tahun ajaran nanti akan masuk SD, namun orangtuanya masih mengikutkan Menur untuk terapi wicara. Hal ini agar Menur makin fasih berbicara.
Amma Ato (ibunda Lala) berbagi kisah apa saja yang ia persiapkan ketika akan memindahkan Lala ke sekolah umum. Selain terapi wicara, Lala juga di ajarkan banyak kosa kata melalui kartu bergambar yang dibuat sendiri oleh Amma Ato. Melalui kartu itulah Lala mengenal banyak kosa kata dan mengenal nama-nama benda.
Lala yang saya temui kemarin tak nampak seperti anak dengan gangguan dengar, karena bicaranya sudah fasih sekali. Tentunya ini tak lepas dari kerja keras orang tuanya.
Ada pula Shafa dan Azie yang meceritakan bagaimana pengalamanannya bersekolah di sekolah umum. Mengingat mereka berdua mengalami gangguan dengar sedari lahir.
Lalu ada pula dokter THT yang diundang ke acara tersebut untuk memeberikan pemahaman mengenai gangguan dengar. Hal ini dimkalumi masih banyak orangtua ATR yang masih belum paham apa itu gangguan dengar dan manfaat dari penggunaan alat bantu dengar (hearing aid)
Saya akui tak begitu mengikuti acara obrolan tersebut, karena lebih banyak menyapa anak-anak TR yang ada disana. Setidaknya dengan menyapa mereka saya jadi tau bagaimana perkembangan bicaranya.
Ada yang sudah lancar berbicara, namun masih banyak yang malu-malu berbicara dan masih sulit keluar dengan jelas suaranya.
Acara selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Ada yang langsung pamit pulang namun ada pula yang orangtua sekedar sharing dengan orangtua lain. Tak lupa saya pun juga menyapa para orangtua ATR dan berdiskusi mengenai alat bantu dengar (hearing aid).
Alhamdulillah acara ini berlangsung dengan lancar. Bagaimanapun pertemuan ini sungguh bermanfaat bagi para orangtua untuk bertukar informasi mengenai gangguan dengar. Tentu saja acara melalui acara ini juga saling menguatkan mereka agara tidak putus asa akan keadaan anaknya. karena apapun masih mungkin terjadi selama orangtua mau berusaha mendukung setiap langkah anaknya.
Tema acara kali ini :
"Persiapan Masuk Sekolah Umum bagi Anak Tuna Rungu dan Orang Tuanya"
Pada acara ini beberapa orangtua ATR yang menyekolahkan anaknya di sekolah umum berbagi kisah bagaimana mepersiapkan anaknya sebelum memasuki sekolah. Mengingat bersekolah di sekolah umum sudah tentu anaknya akan menjadi anak "istimewa".
Bapak Sulasmo (Ayah Menur yang berusia 7 thn), berbagi pengalaman bagaimana mempersiapkan Menur memasuki sekolah umum. Tentunya ini sudah di persiapkan ketika Menur masih berusia balita dengan memberikan terapi wicara, pengenalan terhadap suara dan membiasakan pengenaan alat bantu dengar (hearing aid).
Kini Menur sudah bisa berkata-kata dan bersekolah di TK PB Soedirman Jakara, dimana tahun ajaran nanti akan masuk SD, namun orangtuanya masih mengikutkan Menur untuk terapi wicara. Hal ini agar Menur makin fasih berbicara.
bapak Sulasmo(ayah Menur) berbagi pengalaman
Amma Ato (ibunda Lala) berbagi kisah apa saja yang ia persiapkan ketika akan memindahkan Lala ke sekolah umum. Selain terapi wicara, Lala juga di ajarkan banyak kosa kata melalui kartu bergambar yang dibuat sendiri oleh Amma Ato. Melalui kartu itulah Lala mengenal banyak kosa kata dan mengenal nama-nama benda.
Lala yang saya temui kemarin tak nampak seperti anak dengan gangguan dengar, karena bicaranya sudah fasih sekali. Tentunya ini tak lepas dari kerja keras orang tuanya.
Lala bercerita tentang sekolahnya
Amma Ato berbagi tips mengenalkan kosa kata
Ada pula Shafa dan Azie yang meceritakan bagaimana pengalamanannya bersekolah di sekolah umum. Mengingat mereka berdua mengalami gangguan dengar sedari lahir.
Shafa yang baru lulus SMA, menceritakan pengalaman saat bersekolah
Azie yang baru saja selesai menamatkan kuliah, berbagi pengalaman
Lalu ada pula dokter THT yang diundang ke acara tersebut untuk memeberikan pemahaman mengenai gangguan dengar. Hal ini dimkalumi masih banyak orangtua ATR yang masih belum paham apa itu gangguan dengar dan manfaat dari penggunaan alat bantu dengar (hearing aid)
Saya akui tak begitu mengikuti acara obrolan tersebut, karena lebih banyak menyapa anak-anak TR yang ada disana. Setidaknya dengan menyapa mereka saya jadi tau bagaimana perkembangan bicaranya.
Ada yang sudah lancar berbicara, namun masih banyak yang malu-malu berbicara dan masih sulit keluar dengan jelas suaranya.
Acara selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Ada yang langsung pamit pulang namun ada pula yang orangtua sekedar sharing dengan orangtua lain. Tak lupa saya pun juga menyapa para orangtua ATR dan berdiskusi mengenai alat bantu dengar (hearing aid).
Alhamdulillah acara ini berlangsung dengan lancar. Bagaimanapun pertemuan ini sungguh bermanfaat bagi para orangtua untuk bertukar informasi mengenai gangguan dengar. Tentu saja acara melalui acara ini juga saling menguatkan mereka agara tidak putus asa akan keadaan anaknya. karena apapun masih mungkin terjadi selama orangtua mau berusaha mendukung setiap langkah anaknya.
berfoto bersama beberapa orangtua ATR
Acara yg sangat bermanfaat mbak.. Berbagi pengetahuan dan pengalaman bagi orang tua ATR. Semoga dapat membantu perkembangan anak2 ATR dalam berbicara.
BalasHapusBanyak juga ya
BalasHapusWah rame jadi pengen ikut
Bukan mengikuti acaranya karena ada yang lebih lucu yaitu bercanda dengan anak kecil itu yang lucu.
heheheeh padahal yang penting justru acara itu.
@The other (mba Reni): Iya mba, saling berbagi dan jadi tau kalau tiap ornagtua punya cara yang kreatif dalam mengenalkan kosa kata pada anaknya
BalasHapus@Elok : anak-anak itu ada yang malu-malau, ada yang mau ngomong tapi bingung karena masih terbatas kosa katanya. ada juga yang udah ceriwis klo klo di ajak bicara
Sebuah acara yang sangat bermanfaat dan membangun.., kesulitan yang di hadapi dan kesabaran yang di perlukan
BalasHapussetiap anak berhak mendapat hak yang sama pendidikan yang layak
BalasHapussebuah kebanggaan dan kenikmatan tersendiri bagi kita untuk selalu berbagi....
BalasHapuslanjutkan gan...
positif ntu kegiatanya....
lanjutkan....
@mba Adhini : iya mba, tiap acara pastinya selalu ada orangtua ATR yang baru untuk ikut bergabung sekedar share ttg anaknya. setidaknya dnegan begitu orangtuanya merasa tak sendiri.
BalasHapus@Rizky : Untuk masuk sekolah umum, masih banyak anak2 berkebutuhan khusus di tolak. Hanya beberapa sekolah saja yang sudah siap menerima anak2 seperti mereka. Kebanyakan ada di swasta.
yang negri masih terbatas
@Katir : Terimakasih udah mampir..
Insyaallah akan terus berbagi
Wah, menyenangkan acaranya. Saatnya memperjuangkan Pendidikan Inklusif bagi semua, pendidikan yang tak diskriminatif terhadap teman-teman yang berkebutuhan khusus.
BalasHapusSelamat berjuang Nita!!!
acara-acara kayak gini yang dapat memberikan pengalaman yang berharga...
BalasHapusmakasih ni sah berbagi tentang acaranya.hehe
saya suka ni tuisan di headernya "jadikan kekuranganmu untuk maju"
BalasHapusblog yang menarik,dan konten yang sangat bermanfaat...
makasih sudah berbagi,,,
@Fahmi : Insyaallah anak2 tersebut masin mudah di terima di bersekolah di sekolah umum..
BalasHapus@berbagi wacana : benar banget dengan adanya acara begini, orangtua jadi makin tau bahwa apapun masih mungkin untuk anaknya yang TR
@info seputar PC: Terimakasih sudah mampir..