Bagi anak yang berpendengaran normal, rasanya biasa saja ketika ia mengenali suara. Karena sudah terbiasa mendengar sedari bayi. Tapi tidak untuk anak Tuna Runggu (TR). Mendengar bagi mereka perlu proses dan pengenalan secara baik dan benar. Selain itu tak mudah menjelaskan bagaimana bunyi suara itu.
Untuk anak yang terdeteksi tunarunggu memang ada baiknya sedari kecil menggunakan hearing aid (alat bantu dengar). Hal ini guna membiasakan anak tunarunggu bahwa sekitarnya itu tidak sunyi. Karena apabila anak dibiarkan dalam kesunyian, tentunya akan sulit lagi proses pengenalan suara. Akibat telah merasa nyaman dengan kesunyian. Bisa jadi akan menolak ketika di pasangkan hearing aid.
Melatih anak tuna runggu mengenali suara dan berbicara itu butuh kesabaran. Seperti yang dilakukan oleh orangtua Arum yang rajin mendokumentasikan perkembangan bicara anaknya lewat video HP dengan durasi sekitar 3 menit. Yang kemudian di upload ke situs multiply. Lewat video itulah saya jadi tahu, tak mudah dalam mengajarkan berbicara karena orangtua harus kreatif menunjukkan maksud dari kata itu dalam bahasa gambar dan gerak.
Sebagai contoh, apabila mengenalkan kata "kereta Api". Tidak serta merta anaknya mengerti apa itu kereta api. Namun perlu dikenalkan dengan mengajaknya ke stasiun KA dan kemudian mencobanya. Maka dengan begitu anak tunarunggu paham apa itu yang namanya kereta api. Begitupun juga binatang dan suaranya, penting sekali menunjukan seperti apa bentuk binatang tersebut dan bagaimana suara binatang itu. Semakin sulit kata yang di kenalkan perlu semakin kreatiflah orangtua menjelaskannya, tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami anaknya.
Bagi orang yang berpendengaran normal mungkin tak pernah terpikirkan bagaimana proses mendengar itu. Namun bagi anak tunarunggu (TR), mendengar suara dan mengenalinya merupakan hal yang luar biasa. Mendengar banyak hal dan membedakan suara merupakan hal yang menarik bagi mereka.
Untuk itulah saya salut sekali pada orangtua anak TR, karena tentunya tak mudah mengajari anaknya secara konsisten untuk mendengar dan mengenalkan banyak kata. Tentunya perlu kesabaran tinggi dan kreatifitas dalam mengajarkan anak mendengar dan berbicara.
Maka dari itu ketika anaknya mulai merespon ketika diajak berkomunikasi, betapa bahagianya orangtuanya. Karena apa yang dilakukan itu tidaklah sia-sia.
*ditulis seperti saya saya amati dan menghimpun sharing dengan orangtua anak TR di multiply.
**sumber gambar dari cpfirst.org
Untuk anak yang terdeteksi tunarunggu memang ada baiknya sedari kecil menggunakan hearing aid (alat bantu dengar). Hal ini guna membiasakan anak tunarunggu bahwa sekitarnya itu tidak sunyi. Karena apabila anak dibiarkan dalam kesunyian, tentunya akan sulit lagi proses pengenalan suara. Akibat telah merasa nyaman dengan kesunyian. Bisa jadi akan menolak ketika di pasangkan hearing aid.
Melatih anak tuna runggu mengenali suara dan berbicara itu butuh kesabaran. Seperti yang dilakukan oleh orangtua Arum yang rajin mendokumentasikan perkembangan bicara anaknya lewat video HP dengan durasi sekitar 3 menit. Yang kemudian di upload ke situs multiply. Lewat video itulah saya jadi tahu, tak mudah dalam mengajarkan berbicara karena orangtua harus kreatif menunjukkan maksud dari kata itu dalam bahasa gambar dan gerak.
Sebagai contoh, apabila mengenalkan kata "kereta Api". Tidak serta merta anaknya mengerti apa itu kereta api. Namun perlu dikenalkan dengan mengajaknya ke stasiun KA dan kemudian mencobanya. Maka dengan begitu anak tunarunggu paham apa itu yang namanya kereta api. Begitupun juga binatang dan suaranya, penting sekali menunjukan seperti apa bentuk binatang tersebut dan bagaimana suara binatang itu. Semakin sulit kata yang di kenalkan perlu semakin kreatiflah orangtua menjelaskannya, tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami anaknya.
Bagi orang yang berpendengaran normal mungkin tak pernah terpikirkan bagaimana proses mendengar itu. Namun bagi anak tunarunggu (TR), mendengar suara dan mengenalinya merupakan hal yang luar biasa. Mendengar banyak hal dan membedakan suara merupakan hal yang menarik bagi mereka.
Untuk itulah saya salut sekali pada orangtua anak TR, karena tentunya tak mudah mengajari anaknya secara konsisten untuk mendengar dan mengenalkan banyak kata. Tentunya perlu kesabaran tinggi dan kreatifitas dalam mengajarkan anak mendengar dan berbicara.
Maka dari itu ketika anaknya mulai merespon ketika diajak berkomunikasi, betapa bahagianya orangtuanya. Karena apa yang dilakukan itu tidaklah sia-sia.
*ditulis seperti saya saya amati dan menghimpun sharing dengan orangtua anak TR di multiply.
**sumber gambar dari cpfirst.org
Mbak, aku jadi ingat sebuah kisah nyata tentang seorang anak buta tapi sangat pandai 'menangkap' suara. Dengan mengandalkan telinganya dia dapat bergerak spt orang 'melek' lainnya. Hebat ya...
BalasHapusTapi sayang, kalau gak salah tuh anak sudah meninggal.
Salut banget dg ortu Arum yg telah dengan sabar membimbing dan mendidik anaknya.
BalasHapusSemoga para ortu anak2 TR lainnya bisa begitu mbak.
Betul, jadi sangat membutuhkan kesabaran extra ya mbak.
BalasHapus@Catatan Kecilku : Wah kisahnya menarik mba, memang hebat anak itu walaupun buta bisa mengenali lewat suara aja. Abis saya yg punya mata aja masih bingung mengenali suara.
BalasHapus@The Other: iya akupun salut, ibunya sabar banget untung mengulang-ulang dalam mengucapkan satu kalimat saja, sampai anaknya paham.
@Darin : kalau gak sabar, yang ada malah ngomel2 mulu. Bisa jadi anaknya malah mogok gak mau belajar
Subhanallah....
BalasHapussalut sama perjuangan para orangtua ATR mba nita...
*mba, saya Mifta. ini mencoba bikin rumah di blogspot.
tapi, maaf rumahnya masih berantakan mba, belum bisa ngedit sana sini. nanti tanya2 ke mba nita ya...
BalasHapusmksh
^__^
Salam mbak. Harus kreatif dan sabar ya mbak.
BalasHapusSalam
BalasHapusSabar sungguh orang tua arum..., Butuh kesabaran untuk ini semua..
Semoga aku juga selalu di beri kesabaran dalam menjaga anak manisku yg nakal..
salam kenal juga
orang tualah yang paling mengerti,patut di acungi jempol bagi orang tua yang dengan sabar dan kasih sayangnya mampu mendampingi anak yang berkebutuhan khusus,
BalasHapusanak kecilkan ibarat kaset yg masih baru, jd daya rekamnya kuat bgt, kalau rekaman yang di berikan pada ank tersebuat rekaman bagus maka hasilnya pun juga akan bagus, begitupun juga sebaliknya
BalasHapussalam hangat mbak..!
BalasHapussalut saya...
Penting ini, Mbak. Terima kasih banyak.
BalasHapus@ruangcatatanbiru : wuaah senangnya, mampir juga ke blogspot saya. Terimaksih yaa..
BalasHapus@Anton : pastinya itu, karena mesti sabar mengulang-ulang lagi kata yang sama suapaya anak mengerti ketika di tanya balik.
@Adhini : akupun salut banget mereka mendokumentasikan tiap kemajuannya,sehingga bisa sekalian kasih pendapat apabila suara yang dikeluarkab belum jelas, dengan begitu ada perbaikan lagi
@aan : soalnya klo ngambek orangtua ngerti gimana menghadapi :)
@Rizky2009 : Yup bener banget, kalau diajarkan dari kecil akan mudah di ingat apalagi bila disertai gambar, gerak suara. tentunya memori mereka akan menyimpannya.
@secangkir teh dan sekerat roti : Terimaksih sudah mampir. Salam kembali..
@Mba Eka : pun saya juga ikut belajar bagaimana mendengar itu. Karena sayapun juga masih belajar mendengar suara
Bagi ortu anak TR kebahagiaan yang paling hakiki adalah ketika anaknya merespon komunikasi yang ditujukan padanya. Salut buat ortu yang anaknya penyandang TR atas ketelatenannya.
BalasHapusYa, jangan sampai anak TR merasa dunia baik2 saja dalam kesunyian. padahal dunia jauh lebih indah dengan suara...
BalasHapusmungkin memiliki ATR termasuk salah satu ujian dari Nya dan bila kita berhasil melewatinya maka kita termasuk orang yang beruntung, sibuk di multiply ya mbak, dapat salam dari mbak Anazkia
BalasHapus@Pelangi anak : bener banget mba.. dengan begitu orangtua tahu, bahwa alat yang dipakaikan ke telinga anaknya berfungsi. Namun hal ini juga tak mudah, perlu ekstra sabar sekali.
BalasHapus@Edwin: Benar, padahal mereka juga berhak tau bahwa dunia ini bising, banyak hiruk pikuk dan berbagai permasalahan.
@Bang Munir: Iya bang saya kebanyakn main di multiply. Menjaring orangtua anak TR yang masih belum paham akan hearing aid.