Di jaman yang serba konsumtif, tak dapat dipungkiri seringkali berbagi dikaitkan dengan materi. Bilamana semua dinilai dengan materi kemungkinan kesempatan untuk berbagi itu sangat sulit. Apalagi untuk orang-orang secara materi tidak berlebihan.
Secara materi aku tidak berlebihan. Namun bukan berarti aku tak ingin berbagi. Karena bilamana menunggu diri ini kaya (baca: berharta), bukankah hanya membuang-buang kesempatan saja? Karena kenyataannya memang begitu, bilamana menunggu kaya kapankah akan berbagi?
Saat ini mungkin aku hanya bisa berbagi melalui tulisan, sekedar share apa yang kurasakan selama mengenakan heraing aid. Bagaimana suara yang ditangkap telingaku melalui alat. Setidaknya dengan begitu orang tua anak tuna runggu (TR) bisa mendapatkan gambaran, seperti apa suara itu sampai di telinga anaknya. Mengingat pendengaranku dulu normal. Tentunya merasakan perbedaan kala mengenakan alat.
Begitupun dengan berbagai kendala yang kualami, aku hanya bisa menceritakan seperti apa kendala itu. Tentunya dengan harapan agar orangtua anak tuna runggu (TR) bisa mengantisipasi bila kendala yang sama terjadi pada anaknya.
Begitupun bila ada yang sekedar share, menanyakan bagaimana penggunaan hearing aid itu? Tentunya dengan senang hati akan kuberitahu apa yang kuketahui mengenai alat ini, dan bagaimana suapa bisa bertahan lama dalam menggunakannya.
Dari share dengan orangtua anak tuna runggu (TR), aku pun jadi tahu ternyata memilih hearing aid itu tidak bisa sembarang. Butuh test suara, konsultasi, dan kecocokan dengan alat. Selain itu juga perlunya penyettingan alat, agar suara yang di tangkap tidak menimbulkan feedback.
Aku memang memang belum bisa berbagi secara materi, namun setidaknya aku masih bisa berbagi dalam bentuk lain...
*sumber gambar dari sini
Secara materi aku tidak berlebihan. Namun bukan berarti aku tak ingin berbagi. Karena bilamana menunggu diri ini kaya (baca: berharta), bukankah hanya membuang-buang kesempatan saja? Karena kenyataannya memang begitu, bilamana menunggu kaya kapankah akan berbagi?
Saat ini mungkin aku hanya bisa berbagi melalui tulisan, sekedar share apa yang kurasakan selama mengenakan heraing aid. Bagaimana suara yang ditangkap telingaku melalui alat. Setidaknya dengan begitu orang tua anak tuna runggu (TR) bisa mendapatkan gambaran, seperti apa suara itu sampai di telinga anaknya. Mengingat pendengaranku dulu normal. Tentunya merasakan perbedaan kala mengenakan alat.
Begitupun dengan berbagai kendala yang kualami, aku hanya bisa menceritakan seperti apa kendala itu. Tentunya dengan harapan agar orangtua anak tuna runggu (TR) bisa mengantisipasi bila kendala yang sama terjadi pada anaknya.
Begitupun bila ada yang sekedar share, menanyakan bagaimana penggunaan hearing aid itu? Tentunya dengan senang hati akan kuberitahu apa yang kuketahui mengenai alat ini, dan bagaimana suapa bisa bertahan lama dalam menggunakannya.
Dari share dengan orangtua anak tuna runggu (TR), aku pun jadi tahu ternyata memilih hearing aid itu tidak bisa sembarang. Butuh test suara, konsultasi, dan kecocokan dengan alat. Selain itu juga perlunya penyettingan alat, agar suara yang di tangkap tidak menimbulkan feedback.
Aku memang memang belum bisa berbagi secara materi, namun setidaknya aku masih bisa berbagi dalam bentuk lain...
*sumber gambar dari sini
Memang berbagi tak harus dalam bentuk materi... justru informasi yang dibagikan sangat berarti bagi banyak orang.
BalasHapusTeruskan berbagi mbak...
Semoga semangat berbaginya tak pernah padam...
BalasHapuskarena aku yakin banyak yg membutuhkan informasi yg berharga darisini
Betul tuh, berbagi tidak selalu dalam bentuk materi, kita bisa berbagi dengan cara menolong, berbagi kasih sayang, berbagi pengalaman, berbagi senyuman dll...
BalasHapuso iya, salam kenal ya...
semoga semangat berbagi itu menular kepada orang2 disekeliling mbak nita
BalasHapusyg penting saling berbagi, seperti ilmu
BalasHapusBerbagi pengalaman, terkadang atau seringnya, justru lebih bernilai. Zaman informasi saat ini, kepedulian untuk share pengalaman adalah hal yang sangat penting.
BalasHapusSalut!
@Catatan Kecilku a.k.a mba Reni:
BalasHapusIya mba, aku juga mikir, kalau nunggu sampai punya materi yang cukup, itu kapan? setidaknya sekedar memebrikan informasi yg saya tau bisa membatu yg lain.
@the Other : Insyaallah akan terus berbagi selama itu masih memungkinkan
@Kumpulan Tutorial Ngeblog : Iya betul apa yg anda katakan. Berbagi ilmu blogpun juga bisa yaa..
Salam kenal juga
@Mas Ridwan : Insyallah bisa mengajak yg lain untuk sekedar share saja. karena itulah yang paling mudah
@AeArc : berbagi ilmu akan sellau ada manfaatnya =)
@Fahmi : setidaknya dengan saling share jadi bisa tau kalau ada kasus yang mirip.
berbagilah sesuatu yang abadi, seperti ilmu...
BalasHapusasalkan ikhlas, apapun yang kita kasi adalah bermakna..
BalasHapus:)
tetap berbagi kepada sesama mbak, walaupun tidak dalam materi, pengalaman pun bisa.. Insya Allah semua tindakan dan usaha mbak mendapat pahala. Amin..
BalasHapusBERBAGI DALAM BENTUK MATERI TENTU BEDA DENGAN BERBAGI PENGALAMAN. MATERI TIDAK BERSIFAT KEKAL, BISA HABIS. TAPI KALAU PENGALAMAN AKAN TERUS MENGENDAP DALAM INGATAN. SELAIN ITU BISA TAMBAH PENGETAHUAN JUGA.
BalasHapus