Selasa, 01 November 2011

Tetap Berkomunikasi Secara Verbal


Adalah hal yang umum tentang anggapan terhambatnya komunikasi secara verbal (berkata-kata) bagi orang yang mengalami gangguan dengar. Sebab banyak orang menganggap bila terkena gangguan dengar akan sulit berkomunikasi secara verbal (berkata-kata).

Okelah mungkin saja anggapan ini karena banyak tunarungu yang kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata. Hal ini dimaklumi dengan keterbatasan kosa kata yang mereka ketahui. Akan tetapi bila mengalami gangguan dengar saja rasanya komunikasi masih bisa dilakukan secara verbal (berkata-kata).

Kadangkala bila saya berkenalan dengan orang baru, dan saya mengatakan kalau saya mengenakan Alat Bantu Dengar (hearing aid). Akan timbul pertanyaan pertama dari mereka seperti.
“Kamu tetap berbicara dengan normal kan?”

Maksudnya tentu saja apakah saya tetap berbicara dengan berkata-kata. Saya tahu pertanyaan ini mungkin untuk mengatisipasi agar mereka mungkin lebih menggunakan bahasa tulisan ketimbang berbicara.


Biasanya akan saya jawab.
“Saya tetap bisa berbicara, hanya saja mungkin dalam mendengar ada beberapa kata yang sulit saya tangkap. Jadi saya rasa tak masalah berbicara sebagaimana biasanya”


Memang tak dipungkiri, hingga saat ini (terutama di Indonesia), orang beranggapan terkena gangguan dengar artinya komunikasi tak lagi sama seperti orang lain. Padahal tidak begitu, bilamana saat terkena gangguan dengar seseorang itu sudah terbiasa berkomunikasi secara verbal, maka ia akan terus berkomunikasi sebagaimana biasanya.

Adalah menyenangkan bila berkenalan dengan orang baru. Mendapat kesempatan yang sama dengan orang lainnya.

Hanya saja anggapan bahwa tidak bisa berkomunikasi dua arah, seringkali membuat orang dengan gangguan dengar terhambat untuk memperoleh kesempatan yang sama.

Saya hidup dan tinggal di Indonesia, dimana di negara ini mau tau mau, suka ataupun tidak sebagai minoritas harus menyesuaikan dengan keadaan dalam berkomunikasi. Artinya saya tetap berkomunikasi secara verbal. Ini akan lain ceritanya bila saya tinggal di Negara maju, yang memaklumi bahwa ada penggunaan bahasa lain (bahasa isyarat)

Itulah mengapa berbicara dan mendengar setidaknya menjadi suatu keharusan untuk saya.
Karena kemana-mana saya sendiri, dan tentunya harus lebih berani untuk membuka komunikasi dengan orang lain.



Dituliskan sekedar share

*sumber gambar  http://www.michellehenry.fr/say.htm



19 komentar:

  1. dalam dunia nyata komunikasi apalagi dengan orang asing (belum kenal) sering mengalami kendala untuk memulainya... #repot.

    BalasHapus
  2. owh begitu ya mbak, bener jg sih... kadang ada penderita tunarungu yg terbatas kosakatanya sehingga agak sulit berkomunikasi verbal dengan orang, terutama yg tidak menguasai bahasa isyarat

    jd pengen tau bahasa isyarat^^

    BalasHapus
  3. Yus kalau mb boleh bertanya ya, awalnya tidak bisa mendengar di sebabkan apa...
    Karna di usia 10 tahun bisa di bilang pada masa SD ya.

    Dan waktu kecilnya apakah biasa2 saja atau sudah ada gejala sejak beberapa tahun sebelum masuk usia 10 tahun.

    BalasHapus
  4. Izin share ya Yusni...

    BalasHapus
  5. bagi saya itu yang terutama adalah akhlak mbak Yusnita. memiliki fungsi tubuh yang sempurna tapi akhlaknya enggak bagus, ya sapa yang mau komunikasi sama dia..

    Semangat.. Jember mendukungmu mbak

    BalasHapus
  6. @mas Baha Andes: Untuk itu butuh keberanian memulai duluan. Yaa karena kemana-mana sendiri jadi harus berani bertanya bila arah yang di tuju membingungkan. Walau sekrang sudah ada ponsel berinternet dan tinggal gugling, tapi tetaplah bertanya pada petugas, ata berani membuka obrolan itu buat saya semacam latihan

    @mba uchi: bahasa isyarat bisa di pelajari kok, ada situsnya, tapi Sign language Amerika ini linknya http://www.aslpro.com/

    @ibu dini: ceritanya panjang, singkatnya dulu saya sempat sakit patu-paru basah sangat parah. mau tak mau untuk mengeringkan selian dengan metode selang (melubangi bagian pau-patu untuk mengeluarkan air) juga di beri suntikan antibiotik. Nah efek samping suntikan antibiotik itu yang akhirnya menyebabkan syaraf pendengaran saya terganggu.

    Insyallah saya posting, awal mula. Mengnat itu sudah belasan tahun lalu. :)


    @anonim: boleh kok di share, silakan yaa


    @mas lozz akbar: makasih dukuangan semangatnya. Tapi yaa saya gak bisa membohongi diri melihat kenyataan seperti apa. Dan kerasanya hidup, apalagi di jakarta kok yaa sinis sekali.. :)

    BalasHapus
  7. yg penting dalam berkomunikasi juga adalah keterbukaan dan keberterimaan. kurang mendengar atau ada gangguan di telinga bukanlah penghalang untuk saling merespon dg baik. gitu kan

    BalasHapus
  8. Tentu saja tanpa bantuan ABD akan sulit utk berkomunikasi secara verbal ya mbak?

    Kemampuan mendengar sangat berkorelasi dg kemampuan bicara kan mbak, karena semakin banyak yg dia dengar maka semakin banyak pula kata yg bisa diucapkannya. Benar begitu?

    BalasHapus
  9. Nita,aku masih inget loh waktu itu bilang pingin ditelp (kalau tidak salah) diMP ya. ayo mana no telpnya nita?:) supaya bisa aku telp

    BalasHapus
  10. Selalu Semangat mb . . .
    komunikasi yg baik adalah komunikasi Feedback (teori Publik relation) ^,^

    BalasHapus
  11. hallo mbak nitaaaaa ... halohaaaaa
    selamat pagi gi gi

    BalasHapus
  12. belum ada yang baru nih mbak Yusnita??

    BalasHapus
  13. @mas Lozz: kebanyakn main di Multiply.. :)

    @aNdie: Met malem andie

    @Yudi : yaa komunikasi yang baik itu memang perlu timbal balik

    @Mba Lidya: Aku masih belum biasa.. huaa padahal pengen yaa kayak orang lain lancar telponan. Tapi ternyata masih susah :(
    cuma suara keluarga yang paham. karena sudah biasa

    @mba Reni: Iya mba, komunikasi verbal membutuhkan suara untuk mendengar. bener banget itu berkolerasi. Meleset salah denger yaa kacau.

    @Mas Rusdy: bila berteman memang begitu, setidkanya paham kalau yang di depannya itu mengalami gangguan dengar sehingga ketika terjadi salah tangkap tidak bikin sebel.

    BalasHapus
  14. hari ini saya baca status ini di fesbuk Nita, betulkah berita ini?

    Innalillahi Wainnalillahi Rojiun
    Telah berpulang ke Pemilik dan Penciptanya, adik saya tercinta Yusnita Febriana dalam usia 29 tahun pada pukul 21.15 di Tangerang Selata. Alamat duka : Komp. Deplu Caraka Buana Blok D-2, Rt.002 Rw. 06 Jurang Mangu Timur, Pondok Aren.
    Saya sebagai kakak mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila adik saya tercinta punya salah baik sengaja maupun tidak sengaja, mohon dibukakan pintu maaf untuk Almarhuham.

    Salam,
    Andy Rio Handoko (kakak)
    Telp. 021-7372050

    BalasHapus
  15. inalillahi wainnalillahi rojiun...
    selamat jalan mba nita...semoga langkah mu di berikan penerangan olehNya....

    BalasHapus
  16. Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun..
    Selamat Jalan Sahabat.

    BalasHapus
  17. slm knl walaupun belum sempat menyimak karya tulis beliau. turut berduka cita. semoga amal ibadahnya diterima disisi allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kunjungan gan.,.
      bagi" motivasi.,.
      Tuhan lebih tau segala hal daripada kita.,.
      di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

      Hapus
  18. turut berudka cita yang sedalam - dalam nya

    BalasHapus

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP