Ketika seorang ibu tahu anaknya mengalami gangguan dengar, mungkin terbesit rasa penyesalan pada dirinya. Namun haruskan terpuruk menyesali keadaan anaknya. Sehingga tak tahu harus berbuat apa.
Menyesali dan meyalahkan diri akan keadaan yang telah terjadi takkan menyelesaikan masalah. Orangtua yang tahu keadaan anaknya setidaknya harus berhenti menyalahkan diri. Ini langkah penting agar orangtua mampu melangkah ketahap selanjutnya.
Sepengetahuan saya dari sharing dengan orang tua Anak Tuna Runggu (TR) tak mudah memang menerima kenyataan itu. Ketika hasil tes BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry) -merupakan tes pendengaran untuk bayi- di bacakan dan mengetahui besarnya gangguan dengar anaknya, umumnya dari para orangtua tersebut tidak siap menerima kenyataan. Namun syukurlah mereka pada akhirnya sadar bahwa mereka harus bangkit tidak boleh terpuruk menyesali kenyataan akan keadaan anaknya yang Tuna Runggu.
Bila orang tua tidak bangkit, bagaimana dengan nasib anaknya. Bila orangtua tidak berusaha sekuat tenaga membelikan hearing aid (mengingat harganya mahal) bagaimana mungkin anaknya bisa mendengar. Semua itu memang butuh pengorbanan dan usaha. Dan ternyata pengorbanan dan usaha orangtua TR itu tidaklah sia-sia. Melihat anaknya merespon suara, mengerti apa yang di ucapkan ornagtuanya. Bisa berkomunikasi dengan orangtua dan orang normal lainnya, itu merupakan hal yang membahagiakan.
Begitupun denganku yang mengalami gangguan dengar di usia anak-anak. Memang duniaku jadi berubah, suara yang kudengar tak lagi sama seperti dulu. Tapi haruskan aku menyalahkan diri sendiri karena dulu pernah sakit sehingga efek samping obat mengenai syaraf pendengaran? Tentunya tak boleh begitu. Karena bila terus menyalahkan diri sudah tentu tak mungkin saya bisa kembali berbaur dan beradaptasi dnegan orang normal lainnya.
Menyalahkan diri atas apa yang sudah terjadi tak akan menyelesaikan masalah. Meratapi sesuatu yang sudah hilang seperti pendengaran tak ada gunanya. Bilamana yang telah hilang itu masih bisa diganti, walau mungkin tak sama seperti yang asli mengapa tidak dimanfaatkan.
Karena hidup bagaimanapun haru terus berlanjut. Yaa selagi diberi umur memang sebaiknya manfaatkan usia.
Begitupun dengan anak-anak Tuna Rungu, jalan mereka masih panjang. Jangan biarkan anak-anak itu terbengkalai dan tak ditangani akibat dari orangtua yang selalu menyalahkan diri. Jadi berhentilah menyalahkan diri.
Menyesali dan meyalahkan diri akan keadaan yang telah terjadi takkan menyelesaikan masalah. Orangtua yang tahu keadaan anaknya setidaknya harus berhenti menyalahkan diri. Ini langkah penting agar orangtua mampu melangkah ketahap selanjutnya.
Sepengetahuan saya dari sharing dengan orang tua Anak Tuna Runggu (TR) tak mudah memang menerima kenyataan itu. Ketika hasil tes BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry) -merupakan tes pendengaran untuk bayi- di bacakan dan mengetahui besarnya gangguan dengar anaknya, umumnya dari para orangtua tersebut tidak siap menerima kenyataan. Namun syukurlah mereka pada akhirnya sadar bahwa mereka harus bangkit tidak boleh terpuruk menyesali kenyataan akan keadaan anaknya yang Tuna Runggu.
Bila orang tua tidak bangkit, bagaimana dengan nasib anaknya. Bila orangtua tidak berusaha sekuat tenaga membelikan hearing aid (mengingat harganya mahal) bagaimana mungkin anaknya bisa mendengar. Semua itu memang butuh pengorbanan dan usaha. Dan ternyata pengorbanan dan usaha orangtua TR itu tidaklah sia-sia. Melihat anaknya merespon suara, mengerti apa yang di ucapkan ornagtuanya. Bisa berkomunikasi dengan orangtua dan orang normal lainnya, itu merupakan hal yang membahagiakan.
Begitupun denganku yang mengalami gangguan dengar di usia anak-anak. Memang duniaku jadi berubah, suara yang kudengar tak lagi sama seperti dulu. Tapi haruskan aku menyalahkan diri sendiri karena dulu pernah sakit sehingga efek samping obat mengenai syaraf pendengaran? Tentunya tak boleh begitu. Karena bila terus menyalahkan diri sudah tentu tak mungkin saya bisa kembali berbaur dan beradaptasi dnegan orang normal lainnya.
Menyalahkan diri atas apa yang sudah terjadi tak akan menyelesaikan masalah. Meratapi sesuatu yang sudah hilang seperti pendengaran tak ada gunanya. Bilamana yang telah hilang itu masih bisa diganti, walau mungkin tak sama seperti yang asli mengapa tidak dimanfaatkan.
Karena hidup bagaimanapun haru terus berlanjut. Yaa selagi diberi umur memang sebaiknya manfaatkan usia.
Begitupun dengan anak-anak Tuna Rungu, jalan mereka masih panjang. Jangan biarkan anak-anak itu terbengkalai dan tak ditangani akibat dari orangtua yang selalu menyalahkan diri. Jadi berhentilah menyalahkan diri.
Salam sobat dan salam kenal selalu
BalasHapusBlog yang memeberikan wawasan tentang pendengaran , setuju dengan sobat jangan jadikan kekurang kita sebagai penghalang untuk maju...
Setuju mbak.., meratapi diri dan menyalahkan diri tak akan menyelesaikan masalah mbak.
BalasHapusPenerimaan dan rasa sayang akan menjadikan anak tumbuh dengan percaya diri dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
BalasHapus@Perawatan ac: salam kenal kembali. Blog ini memang hanya khusu membahas seputar maslaah gangguan dengar dan sekedar share apa yg saya alami sejak mengalami gangguan dengar.
BalasHapus@catatan kecilku : iya mba, klau merasa bersalah terus nanti gak maju-maju langkahnya.
@the others : Yup bener, rasa sayang dukungan sepenuh hati dari orangtua dan keluarga menjadikan anak percaya diri.
Kalau terus2an menyalahkan diri sendiri tentunya ngga baik. Jalani terus saja hidup, karena pasti ada hikmah dibalik semua itu.
BalasHapusSalam.
Orangtua selalu mengutamakan anaknya, walaupun ada merasa akibat dirinya anaknya seperti itu, mereka biasanya bangkit dan bergerak untuk mengusahakan buah hatinya menjadikannya normal kembali! Bila ada kejadian seperti ini mari kita bantu semampu kita!
BalasHapusapapun kita saat harus terus bersyukur ya mbak
BalasHapusbutuh kesabaran ekstra dan hati yg tulus untuk mengerti anak tuna rungu, begitu menurutku mba ^^
BalasHapusterimakasih sharingnya mba...
BalasHapuseniwei, smoga smua orang bs bersabar untuk menerima kekurangannya, seharusnya kita ga melulu inget2 kurangnya kita mba, tapiii kita lihat karunia Allah yg besar dan banyak buat kita.. okeehhh... semangat yah Mba....
hidup dan berbagi dg kita :)
Mbak, yang menyebabkan seorang anak terlahir dengan gangguan pendengar itu ira-kira apa ya? Mungkin Mbak tahu ada hasil penelitiannya? Terima kasih.
BalasHapus@Darin : yang kasihan tentu anaknya jadi terlambat di tangani. Kalau terlambat bisa2 anaknya jadi bisu.
BalasHapus@Achmad Edi Goenawan : iya betul, orang tua mana sih yang tak ingin anaknya tumbuh seperti anak lainnya. Maka dari itu perlu usaha juga.
@Lidya : bener mba lidya, lagi pula ternyata kecerdasan anak2 itu tak kalah dari anak normal lainnya. mereka bisa bersaing kok saat bersekolah di sekolah umum.
@Clara : bener mba Clara, itulah yang biasa saat di sharing antar orangtua anak TR, mereka harus sabar saat anaknya muali ngeyel, ngambek tak mau pakai alat. karena memang anak2 tersebut tak boleh di kerasi.
@ducky : sama-sama yaa. smoga bila anad bertemu orang yang sama dengan saya menggunakan hearing aid, bisa lebih mengerti. Karena makin banyak saja pengguna hearing aid
@Bung Eko : kalau untuk teman2 kecil saya, ibunya ketika mengandung terkena virus Rubella. sehingga mengenai organ pendengaran. ada lagi yg disebabkan lahir prematur. Sedangkan kalau saya lebih karena efek samping obat.
untuk penelitian saya juga masih belum tahu.
artikel yang sangat membantu sahabat
BalasHapusSalam mbak,artikel yang menarik,semua tulisan yang ada di blog ini udah bisa di jadikan buku.Sekedar masukan mbak,kalau bisa di tampilkan daftar isi blognya, jadi pengunjung bisa membaca yang lain tentang gangguan pendengaran dan hearing aid.
BalasHapusSelamat malam mbak, teruslah menulis.
BalasHapusbersyukur malah menambah phala... :)
BalasHapussemoga masih tetap semangat, untuk sahanat yusnita saya datang dengan membawa salam hangat serta jabat erat selalu dari tabanan
BalasHapus@Pak Munir Adi : Terimakasih sudah berkunjung
BalasHapus@Anton ; Saya masih belum mengerti bagaimana aplikasi blogger ini, makanya belum banyak utak atik. Nanati saya cari tau dari tutorial para blogger yg lain.
@Pencari makna : Terimakasih atas kunjungannya
@secangkir teh dan sekerat roti : yup dengan bersyukur akan bangkit lagi.
@sugeng ; Terimakasih yaa sudah mampir
Trims doanya untuk anak kami!
BalasHapussaya sangat setuju. karena jika kita lembut pada diri kita sendiri, maka dunia akan keras terhadap kita.. tapi bila kita keras terhadap diri sendiri, maka dunia akan lembut pada kita
BalasHapus