Kamis, 07 Januari 2010

Biarkan Aku Bersuara dan Berkata-kata

Aku terperangah ketika seorang Tuna Runggu (TR) yang baru saja dikenal melalui media Facebook menyayangkan diriku yang tidak menguasai bahasa isyarat atau Sign Language (SL). Menurut dia Sign Language jembatan komunikasi agar bisa berkomunikasi lebih luas lagi.

Kalau saja dia tahu mengapa saya tak menguasai Sign Language, ia pasti akan maklum. saya tak menguasai bahsa isyarat, karena tak pernah dianggap sebagai anak tuna rungu. Memang saya mengalami gangguan dengar, namun bukan berarti tak bisa mendengar lagi. Bukan berarti saya harus menyingkir dari dunia penuh suara dan tenggelam dalam dunia sunyi yang samar-samar.

Dunia saya adalah dunia bersuara, dunia kata-kata. Semua diungkapkan dengan kata-kata bukan dengan isyarat. Sudah tentu saya tak menguasai bahasa isyarat (Sign Language).
Begitupun dengan keseharian saya, lebih banyak bergaul dengan orang-orang normal. Sudah tentu saya harus menggunakan suara untuk bekomunikasi dengan mereka.

Saya yang sudah terbiasa menggunakan suara dan berkata-kata, tentu akan merasa tak nyaman apabila berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Untuk itulah saya rasa belum perlu mempelajari bahasa isyarat . Karena setahu saya tiap komunitas memiliki bahasa isyarat tersendiri, belum ada standar nasional. Kalau untuk internasional memang sudah ada.

Walaupun begitu saya menghargai mereka yang yang belajar berbahasa isyarat dan membentuk komunitas tersendiri, saya salut akan hal itu. Dengan begitu bahasa isyarat bisa mereka praktekan dengan orang yang mengerti. Oiya komunitas untuk bahsa isyarat ternayat juga ada di kota-kota besar indonesia.


Aku menyukai suara, aku senang mendengar. 
Walau telah mengalami gangguan dengar setidaknya tak kehilangan suara. Karena suara itu masih bisa kudengar melalui Hearing Aid. 
Duniaku adalah dunia suara, biarkan aku bersuara dan berkata-kata...


*gambar dari sini

13 komentar:

  1. jadi ingat jaman TVRI dulu, ada pemandu bahasa isyarat pas acara berita. Dan ternyata anak2 SLB yg tunarungu gak semuanya paham dgn bahasa isyarat tsb krn beda dgn yg diajar di sekolahan

    BalasHapus
  2. iya ada orang yg peragain bahasa isyarat di pojok kanan bawah kaan. Gak hanya TVRI, TV swasta juga deh.

    Karena jaman sudah berubah, orangtua mereka sadar manfaat terapi wicara sehingga anaknya bisa berbicara tak pelu pake isyarat bila berkomunikasi.

    BalasHapus
  3. setau saya di tv2 luar negeri terutama timteng
    ada tuh.,.,.
    mkn buat space iklan kl di indonesia ya.,.,.

    BalasHapus
  4. begitu yaa..
    di TV timteng masih ada.
    klo buat saya rasanya lebih enak ngomong langsung n dengar aja

    BalasHapus
  5. dengarkan yang positif, tutup telingamu dari hal negatif ... kamu hebat mbak ...

    BalasHapus
  6. teruslah melangkah ....

    BalasHapus
  7. @arafuru.com : iya saya ambil yang postif saja, lagi pula saya sudah terbiasa dnegan berkata-kata. Tak perlulah saya mempersulit diri

    @Abcd:yup terus melangkah, masih banyak yang belum tergapai.. =)

    BalasHapus
  8. Jalani hidup ini dengan pikiran positif! Semangat!

    BalasHapus
  9. yup..bagaimanapun juga mesti sikap postif yang dikedepankan. walau mungki tak mudah namun tetap berusaha.. :)

    BalasHapus
  10. Tetaplah bersemangat dan berpikir positif.. semoga energi positif itu menyebar di sekelilingmu...

    BalasHapus
  11. Senang bisa mampir kesini... Salam kenal.. ^_^

    BalasHapus
  12. @mba Reni: terimaksih sudah mampir. Insyaallah bisa terus berpikir positif

    @bee: terimakasih sudah mampir sekedar menyimak.. =)

    BalasHapus

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP