Berita mengenai terbongkarnya fasilitas mewah yang diterima terpidana di Rutan Pondok bambu seperti ibu ayin dan ibu aling. Membuat saya termangu, saya berpikir alangkah tiada jeranya mereka walaupun telah berada di rutan, namun kehidupan mereka tetap berjalan dengan normal. Aktifitas mereka tetap seperti biasanya, usaha mereka bisa tetap berjalan walaupun mesti dikendalikan dari balik Rutan.
Betapa uang ternyata masih sangat diangungkan di negeri ini, dengan uang semua menjadi mudah. Jabatan tinggi tidak menjamin seseorang kuat akan iming-iming uang. Asalkan ada uang semua menjadi mudah, moral pun bisa dikesampingkan.
Hati nuraniku pun bertanya:
"Mengapa mereka yang merugikan negara bisa hidup dengan mudah, sementara aku dan teman-teman kecilku kesulitan hanya untuk membeli hearing aid agar kami bisa mendengar dengan baik?"
Sekedar gambaran, untuk sebuah hearing aid dimasukkan ke dalam kategori pajak barang mewah, sehingga harga jual pun menjadi mahal. Maka tak heran banyak anak-anak yang mengalami gangguan dengar kesulitan untuk membelinya.
Belum lagi bila melihat ke masalah sosial lainnya, banyak orang bekerja keras tapi uang yang didapat hanya cukup untuk sebulan, bahkan seringkali kurang. Begitupun dengan diriku, sebisa mungkin menghemat setiap rupiah agar bisa mengganti hearing aid kelak. Mengingat hearing aidku yang kanan sudah terlalu lama digunakan (sekitar 8 tahun) sehingga sudah sember suara yang ditangkap.
Ditengah keadaan negara yang masih gonjang ganjing, jelas saja penemuan sel mewah yang digunakan ibu ayin dan ibu aling turut memicu kemarahan. Belum lagi Kepala rutan Pondok bambu yang seakan tak merasa bersalah atas kejadian tersebut.
Inilah potret hukum negri ini, narapidana kaya yang berkelimpahan harta tak perlu takut bila masuk penjara. Sementara orang-orang bebas diluar sana, yang hanya biasa saja, tak memiliki banyak harta harus bekerja keras sekedar untuk bertahan hidup
Dan aku hanya bisa memandangi hearing aid tuaku, yang tetap setia bersamaku sambil menanti gantinya
Betapa uang ternyata masih sangat diangungkan di negeri ini, dengan uang semua menjadi mudah. Jabatan tinggi tidak menjamin seseorang kuat akan iming-iming uang. Asalkan ada uang semua menjadi mudah, moral pun bisa dikesampingkan.
Hati nuraniku pun bertanya:
"Mengapa mereka yang merugikan negara bisa hidup dengan mudah, sementara aku dan teman-teman kecilku kesulitan hanya untuk membeli hearing aid agar kami bisa mendengar dengan baik?"
Sekedar gambaran, untuk sebuah hearing aid dimasukkan ke dalam kategori pajak barang mewah, sehingga harga jual pun menjadi mahal. Maka tak heran banyak anak-anak yang mengalami gangguan dengar kesulitan untuk membelinya.
Belum lagi bila melihat ke masalah sosial lainnya, banyak orang bekerja keras tapi uang yang didapat hanya cukup untuk sebulan, bahkan seringkali kurang. Begitupun dengan diriku, sebisa mungkin menghemat setiap rupiah agar bisa mengganti hearing aid kelak. Mengingat hearing aidku yang kanan sudah terlalu lama digunakan (sekitar 8 tahun) sehingga sudah sember suara yang ditangkap.
Ditengah keadaan negara yang masih gonjang ganjing, jelas saja penemuan sel mewah yang digunakan ibu ayin dan ibu aling turut memicu kemarahan. Belum lagi Kepala rutan Pondok bambu yang seakan tak merasa bersalah atas kejadian tersebut.
Inilah potret hukum negri ini, narapidana kaya yang berkelimpahan harta tak perlu takut bila masuk penjara. Sementara orang-orang bebas diluar sana, yang hanya biasa saja, tak memiliki banyak harta harus bekerja keras sekedar untuk bertahan hidup
Dan aku hanya bisa memandangi hearing aid tuaku, yang tetap setia bersamaku sambil menanti gantinya
tetap semangat yaa mbak yusnita
BalasHapusMba' melanjutkan pertanyaan mba' saya jawab disini : Hadits banyak, dan ada bukunya ( kitab ) yang dijual, diantaranya Kitab Al-Bukhori, Muslim, dll ada juga kitab yg membahas tentang segala hal dan dicantumkan juga hadits dhaif dan shaih yaitu Kitab Bhulugul Mharam..tanya atau cari di toko buku atau toko kitab... semoga bermanfaat
BalasHapusmau curhat juga nih, dikala kita sakit & perlu di opname apakah kita perlu membayar pajak? sudah sakit bayar pajak pula. Ok lah kalau kita makan-makan di Mall dikenakan pajak, ini sudah sakit tertipa pajak pula :-D
BalasHapusyang sabar ya mbak (sebenarnya saya juga punya kekurangan loh), tapi saya salut sama mbak Nita
BalasHapus@anak nelayan: iya harus semangat, walau keadaan negara masih gak keruan begini. Berharap masih ada celah kebaikan.
BalasHapus@Rossy R: Makasih Infonya. Soalnya di Toko buku besar kebanyakn buku pemikiran, kirain gak ada. Thx banget..
@Nadine: seakan mengesankan yang gak punya duit gak boleh sakit yaa. Tanpa uang gak mungkin bisa di opname, silakan terlantar. Bener2 payah..
@Mba Lidya : Iya mba terimaksih supportnya. Saya juga tahu, masih banayk orang yang punya kekurangan. setidaknya tetap semngat dengan kekurangan itu. =)
btw saya liat blognya kok ada yg saya kenal yaa temennya.. ^_^
mantabs nih analisanya..
BalasHapusYa bgt deh negeri ini..cappe deh
thank's bngt sering'y...
BalasHapussukses selalu....
biarkanlah mereka puas mempermainkan keadilan di dunia ini, karena kelak di akhirat mereka akan mempertanggugnjawabkan di pengadilan yang sesungguhnya....
BalasHapusSial memang hidup di negeri yang dikuasai oleh para bedebah...
BalasHapus@Hidayatullah : kayak analisis yaa ustad, padahal nggak loo. Hanya kesel aja, kok mereka begitu siih. Percuma dong di penjara lama, gak ada efek jera.
BalasHapus@amcied: thx udah mampir n sudi koment di mari.. =)
@Abi Sabila: mudah2an begitu. Payahnya para penjagan juga lemah banget dengan iming2 uang. =(
@alam hijau: mesti ada sanksi tegas, tapi apa mungkin bakalan kapok. Klo mau eksodus susah juga.. =)
semangad Nita..
BalasHapuskalo dipikir2 iya ya..
ironis memang negri kita..
agaknya inilah pentingnya orang2 shalih memegang amanah penting di negeri ini :D
BalasHapus@poedjie widjaja: sekali soal uang,bisa luntur itu iman. Padahal di luar saya yang tak di penjara, hidupnya aja udah kayak di penjara.
BalasHapus@mas Ridwan: semoga nanatinya benar ada orang salih yang mau benar2 mengemban amanah, bukan semata demi jabatan. Tapi tanggung jawab moral pada yang di atas
Karena hukum di Indonesia tidak setegak gedung pencakar langit.
BalasHapusTetep smangadh y mba....
itulah hukum dinegara kita, mata hati mereka yang tampak hanya uang setan! makanya mereka berwatak setan!
BalasHapusItulah potret buram negeri kita yg tercinta..., jurang itu hadir di antara si kaya dan si miskin dg jelasnya.
BalasHapus@NaiCaNa: karena dengan uang bisa gampang runtuh yaa :)
BalasHapus@achmad edi goenawan : Yaa.. begitulah, yang punya uang dialah yang menang
@reni judhanto : Akibatnya bisa terjadi kecemburuan sosial mba, Bisa gawat nanti klo terus begitu =(
Hehehehe...dah dari dulu sejak jaman mbah kakung soeharto beginilah negeri kita Indonesia....Uang.....Uang.....Uang.....Uang.....Uang.....dan uang yang dijadikan tolak ukur.
BalasHapusPadahal dengan adanya Reformasi berharap keadaan lebih baik. Gak taunya sama aja.. Uang tetap berperan. Tetap dominan.. =(
BalasHapusSetidaknya telah terbongkar
BalasHapustidak bisa disembunyikan selamanya
akan dipindah ke Nusakambangan khan?
Semangat terus ya Mbak :)
iya mba.. untung segera terbongkar, klo tidak bisa keterusan. Di berita ibu Ayin dan Aling di pindah ke LP wanita Tangerang.
BalasHapusSemoga ada pihak LP saya tak tergiur iming2.
Yang pasti semangat menghadapi hari.. :)
terimakasih sudah mampir
Mental kita memang udah bergeser.
BalasHapusuang mang sangat berkuasa d negeri ini... secara... buat orang2 yang berduit... penjara aja sekelas Hotel berbintang....
BalasHapus