Sebagai pengguna Hearing Aid, saya sadar betul biaya hidupku mahal sekali. Hal ini tentu saja di sebabkan oleh Hearing Aid yang membutuhkan dana lebih.
Orangtua yang anaknya memiliki gangguan dengar, tentu merasakan betapa besarnya biaya yang mesti dikeluarkan untuk anaknya agar bisa mendengar dengan baik. Pembelian Hearing Aid dan biaya servicenya secara berkala. Apabila Hearing Aidnya rusak berat, entah berapa lagi biaya yang mesti di keluarkan untuk menggantinya.
Perlu di ketahui, hearing aid ini sama seprti alat elektronik. Punya jangka waktu pemakaian. Jadi tak mungkin selamanya hearing aid itu di gunakan. Dalam waktu tertentu harus di ganti dengan yang baru. Tentu saja harganya akan bertambah naik setiap tahunnya.
Anak yang mengalami gangguan dengar sejak bayi, juga memerlukan terapi agar anak tersebut bisa berbicara. Maka dari itu orang tua yang anaknya di vonis tunarunggu mengusahakan agar anaknya mengikuti terapi wicara dan terapi mendengar yang di sebut juga AVT (Audio Verbal Therapy). Tentunya hal ini mengeluarkan biaya juga.
Terapi itu dilakukan karena orangtua ingin anaknya bisa berbicara. Karena selama ini stigma tuli pasti bisu sudah melekat di benak masyarakat kita. Tentunya orangtua tak mau masa depan anaknya suram karena keterbatasan dalam berkomunikasi. Maka mereka berusaha agar anaknya bisa berbicara, walupun untuk mendengar hanya bisa melalui hearing aid.
Bisa anda bayangkan berapa besarnya biaya untuk membesarkan anak yang memiliki gangguan dengar. Selain tentunya biaya pokok sehari-hari. Untuk itulah perlu kebesaran hati orangtua yang memiliki anak dengan gangguan dengar agar tidak berputus asa terhadap anaknya.
Yakinlah apa yang sudah orangtua lakukan demi anak-anak tersebut akan membuahkan hasil. Yakinlah anak-anak tersebut akan berguna kelak, karena tau betapa besarnya pengorbanan orangtuanya yang ingin mereka bisa mendengar sama baiknya dengan orang lain walaupun hanya melalui alat.
Untuk kasus saya yang kehilangan pendengaran. Tentunya saya bersyukur karena orangtua saya memberikan kesempatan untuk bersekolah tinggi. Karena mereka sadar, dengan membekali ilmu pengetahuan, maka saya bisa berdiri sendiri kelak. Tidak menjadi beban orang lain.
Untuk itulah, bagi orangtua yang memiliki anak dengan gangguan dengar. Jangan berkecil hati. Yakinlah akan anaknya, tetap berikan yang terbaik untuk mereka..
Orangtua yang anaknya memiliki gangguan dengar, tentu merasakan betapa besarnya biaya yang mesti dikeluarkan untuk anaknya agar bisa mendengar dengan baik. Pembelian Hearing Aid dan biaya servicenya secara berkala. Apabila Hearing Aidnya rusak berat, entah berapa lagi biaya yang mesti di keluarkan untuk menggantinya.
Perlu di ketahui, hearing aid ini sama seprti alat elektronik. Punya jangka waktu pemakaian. Jadi tak mungkin selamanya hearing aid itu di gunakan. Dalam waktu tertentu harus di ganti dengan yang baru. Tentu saja harganya akan bertambah naik setiap tahunnya.
Anak yang mengalami gangguan dengar sejak bayi, juga memerlukan terapi agar anak tersebut bisa berbicara. Maka dari itu orang tua yang anaknya di vonis tunarunggu mengusahakan agar anaknya mengikuti terapi wicara dan terapi mendengar yang di sebut juga AVT (Audio Verbal Therapy). Tentunya hal ini mengeluarkan biaya juga.
Terapi itu dilakukan karena orangtua ingin anaknya bisa berbicara. Karena selama ini stigma tuli pasti bisu sudah melekat di benak masyarakat kita. Tentunya orangtua tak mau masa depan anaknya suram karena keterbatasan dalam berkomunikasi. Maka mereka berusaha agar anaknya bisa berbicara, walupun untuk mendengar hanya bisa melalui hearing aid.
Bisa anda bayangkan berapa besarnya biaya untuk membesarkan anak yang memiliki gangguan dengar. Selain tentunya biaya pokok sehari-hari. Untuk itulah perlu kebesaran hati orangtua yang memiliki anak dengan gangguan dengar agar tidak berputus asa terhadap anaknya.
Yakinlah apa yang sudah orangtua lakukan demi anak-anak tersebut akan membuahkan hasil. Yakinlah anak-anak tersebut akan berguna kelak, karena tau betapa besarnya pengorbanan orangtuanya yang ingin mereka bisa mendengar sama baiknya dengan orang lain walaupun hanya melalui alat.
Untuk kasus saya yang kehilangan pendengaran. Tentunya saya bersyukur karena orangtua saya memberikan kesempatan untuk bersekolah tinggi. Karena mereka sadar, dengan membekali ilmu pengetahuan, maka saya bisa berdiri sendiri kelak. Tidak menjadi beban orang lain.
Untuk itulah, bagi orangtua yang memiliki anak dengan gangguan dengar. Jangan berkecil hati. Yakinlah akan anaknya, tetap berikan yang terbaik untuk mereka..
*gambar di ambil di sini
info yang sangat bagus. mereka ini perlukan perhatian juga dan boleh menyumbangkan jasa pada negara mereka sendiri. mereka juga manusia seperti kita juga.
BalasHapussaya sangat yakin tentang hal ini sobat, dibalik kekurangan pasti ada sutu kelebihan yg tidak kita sadari......
BalasHapus@mrmrsloverbox: sama 2, ini untuk mengingatkan ortu yang memiliki anak2 berkebutuhan khusus. agar tetap memberikan yang terbaik untuk anaknya
BalasHapus@Mas Moer: saya juga yakin hal itu, hanya saja masih ada looh orang tua yang menganggap punya anak Tunarunggu atau memiliki gangguan dengar itu akan menjadi beban.
saya sependapat bahwa
BalasHapusorang tua yang bertanggung jawab adalah orang tua yang mau berkorban untuk pendidikan anak agar kelak dia bisa mandiri
@Willyo : andai semua orang tua sadar dan memahami keterbatasan anaknya. Dan bisa Yakin kalau anaknya mampu berdiri sendiri. Namun masih banyak orang tua yang tak sadar akan hal itu.
BalasHapusBtw Thx yaa.. sudah kasih Komentar.. ^_^
Mantab! Mbak Nita, orang tua memang mesti mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, tapi hal itu memang tak mudah....:) Secara psikologis, anak yang merasa memiliki kekurangan selalu minder (down) terhadap lingkungnnya. Mereka mesti disupport oleh orang tua dan keluarganya. Tak hanya itu, pemerintah mestinya juga memikirkan solusi terbaik bagi mereka.... Jangan sampai mereka terbebani, bahkan menjadi beban, tetapi mesti disupport agar menjadi investasi SDM Indonesia.....:)
BalasHapusMemang betul ulasan mbak di atas. Saya pernah kenal juga dg keluarga yg putrinya jg memakai alat bantu dengar krn gangguan spt yg mbak sebutkan di atas. Dan, blm lama ini, justru dia mjd juara pertama dlm karya tulis, insy tk nasional. Saya pun turut bangga mbak...setelah baca ceritanya tentang dia, krn sdh bbrp thn nggak pernah ketemu lg dg mrk.
BalasHapus@Fahmi: yang terpenting orangtuanya dulu yang tidak boleh malu memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Karena kalau oratua malu, tentu akan sulit bagi anaknya bekembang dan meraih rasa percaya dirinya.
BalasHapusKlo untuk pemerintah, saya rasa pemerintah perlu menghapuskan pajak untuk Hearing Aid. Sehingga harganya bisa terjangkau oleh semua lapisan.
@Mbak Reni: Turut senang dengan kabar putri kenalan mbak. Memang semua di mualai dari orangtuanya, karena bagaimanapun juga tanpa peran orangtua anak2 tersebut tak mungkin meraih semua itu.
setiap orang memiliki kelibihan sekaligus kekurangan dibaliknya, bersedih hati atau menjadi rendah diri adalah hal yang kurang tepat, sebaliknya galilah potensi yang ada pada diri sehingga hal yang kita anggap sebagai kekurangan dapat kita alihkan menjadi satu hal yang bernilai lebih baik bagi diri sendiri atau juga orang lain. Insha Allah...
BalasHapus@Abi Sabila: yang pasti perlu kebesaran hati untuk menerima kekurangan itu.
BalasHapusterimaksih sudah mampir..:)