Sampai kapan aku harus pakai alat?
Sebuah pertanyaan yang sering kali membuat sedih dan entah bagaimana menjelaskannya pada seorang anak yang mengalami gangguan dengar.
Ketika seorang anak tuna rungu (TR) mulai menguasai kosa kata dan bisa berbicara. Maka saat itulah rasa ingin tahu mereka ungkapkan dalam berbagai bentuk pertanyaan. Termasuk ketika menyadari dirinya berbeda dengan anak-anak seusianya.
Hearing aid, itulah yang membuat seorang anak tuna rungu maupun anak-anak yang mengalami gangguan dengar merasa bahwa dirinya berbeda dengan anak lain. Sehingga timbul pertanyaan pada diri mereka.
"Sampai kapan aku harus pakai alat?"
Bagi orang-orang yang mengerti pentingnya hearing aid bagi ATR maupun anak dengan gangguan dengar tentunya sedih mendengar pernyataan tersebut. Karena tak mudah menjawab pertanyaan itu, sebab bisa jadi akan membuat mereka sedih.
Sebagai pengguna hearing aid, akupun dulu bertanya hingga kapan alat ini bisa lepas dari telingaku. Kapan telinga ini bisa bebas seperti dulu lagi. Mendengar tanpa alat, sehingga tak perlu terlihat aneh.
Ketika seorang anak terkena gangguan dengar dan diharuskan mengenakan hearing aid. Maka mulai dari situlah anak tersebut selamanya tak akan bisa lepas dari alat.
Begitupun ketika seorang bayi di ketahui mengalami gangguan dengar sehingga di vonis tuna rungu, saat itulah orangtua memilih opsi memakaikan hearing aid di kedua telinga anaknya.
Bisa dibilang mengenakan hearing aid itu ibaratnya kontrak mati dengan alat. Karena begitu besar ketergangtungan akan alat untuk kehidupan sehari-hari.
Apabila seorang anak sudah terbiasa berada dalam dunia suara, menggunakan bahasa verbal dalam berkomunikasi. Tentunya akan merasa aneh bila tak lagi mendengar suara seperti dulu.
Begitupun dengan anak tuna rungu yang sudah di kenalkan suara melalui alat sedari usia bayi. Mereka akan merasa aneh bila dunianya menjadi hening.
Untuk itulah banyak orangtua anak tuna rungu harus bisa memberi pengertian bahwa pemakaian alat tersebut tak terbatas pada usia anaknya. Bahwa sampai kapanpun alat tersebut akan terus berada ditelinganya.
Dan berhentilah berharap bahwa suara yang hilang akan kembali lagi. Karena walaupun suara itu tak lagi kembali, masih ada hal yang bisa digapai.
Sore Yusnita, gimana kabarnya..
BalasHapuskarna itulah mengapa kita harus selalu bersyukur kepadaNya yang sudah di beri kemudahan. Meskipun seseorang sangat ketergantungan pada sesuatu benda seperti Yusnita, Mb berharap jangan patah semangat untuk selalu maju..sukses dan kemudahan insyaallah..
susah g memberi penjelasan pada anak2 nita... :)
BalasHapusmemang terkadang pertanyaan sederhana justru suLit untuk menjawabnya, karena sikon yang tidak
BalasHapusmemungkinkan untuk menjawab secara Logis.
ijin untuk menjadi foLLower di bLog ini, saLam persahabatan.
salut dengan semangat Mbak.. saya gak tau kalau itu terjadi ke saya..
BalasHapussalam kenal..
assalamu'alaykum..
*account saya di MP sama dengan di WP
hmm...
BalasHapusjadi kasian juga mba
kalo memakai alat terus
sama kayak rama
chika juga gx tau kalo dalam kondisi seprti itu
Hearing Aid... harus dipakai selamanya ya mbak..?
BalasHapusSalut utk semangatnya mbak... smoga ATR lainnya memiliki semangat yg sama dg Mbak Yusnita.
Semoga para orang tua dan para ATR lainnya membaca tulisan ini. Dan mendapatkan semangat yang sama seperti Mbak Nitha :)
BalasHapus@Ibu Dini : Alhamdulillah kabar saya baik.
BalasHapusSaya hanya bergarap hearing aid dapat tetap terjangkau.
@Aisi lely: iya, apalagi dengan bahsa yang sederhana dan mudah di mengerti oleh mereka. Untuk itu berharap seiring waktu dan bertambah besarnya merka diharapkan bisa mengerti mengapa harus pakai alat.
@Om rame: memang benar Pertanyaan itu simple, tapi bagaimana menjelaskan dengan kata-kata yang mudah di pahami itulah yang sulit.
Makasih sudah berkunjung
@ramarizana : Saya dulu juga bertanya-tanya kapan selesainya. Namun itulah penglaman, kebutuhan akan terus mendengar membuat saya akhirnya menerimanya.
Btw terimakasih sudah nemu blogspot saya.
@Chika: yaa mau bagaimana lagi. Kan mereka juga ingin mendengar. Tak mau berada dalam kesunyian dan suara samar. jadi mau tak mau yaa harus tetap menggunakan alatnya.
@catatan kecilku / mba Reny:
Iya mba. harus di pakai sampai mereka besar kelak. Begitupun dengan saya. Karena untuk memilih opsi implan cochlea jelas saya trak mampu.
@anaz: saya juga berharap mereka bisa memberi pengertian. Juga pada ornag-orang yang mengenakan hearing aid. Lebih peduli lagi dengan hearing aidnya.
Setidaknya hearing aid membuat ATR tak berbeda terlalu banyak dg orang2 normal lainnya.
BalasHapusSalam mbak, semoga hearing aidnya terjaga dengan baik, yuk semangat terus.
BalasHapustetap semangat mbaaaaa, jangan menyerah. chayooo
BalasHapusWah saya salut sama mbak Nita, dulu sewaktu S1, saya mengerjakan skrisi tentang orang yg punya kemampuan seperti mbak, kebetulan saya waktu itu bekerja di sebuah SLB khusus tuna rungu. Saya merancang sebuah software yg mengajarkan pada anak-anak agar bisa belajar berbicara dengan normal seperti anak-anak yang lain, agar mereka lebih percaya diri. Anyway, saya salut dengan orang-orang yg mempunyai keterbatasan tapi tetap mempunya semangat yg tinggi....maju terus mbak Nita :)
BalasHapus